Sumpah menempatkan nama Allah di tengah ucapan manusia. Ucapan yang mengandung sumpah harus manusia jaga; jika seseorang bernazar atau bersumpah lalu melanggarnya, ia menanggung dosa. Islam memberi solusi praktis melalui kafarat supaya pelaku dapat menebus kesalahan. Artikel ini menjelaskan langkah nyata, tata cara, dan hikmah dalam membayar kafarat sumpah palsu agar pembaca bisa bertindak tepat dan ikhlas.
Apa itu Kafarat Sumpah Palsu?
Sumpah palsu terjadi saat seseorang bersumpah atas sesuatu yang tidak benar atau menyatakan sesuatu dengan mengambil nama Allah untuk menutup kebohongan. Selain berdosa secara moral, sumpah palsu melanggar etika beragama karena memanfaatkan Kesucian nama Allah. Jika Anda pernah melanggar sumpah seperti itu, syariat mengharuskan Anda menebusnya melalui kafarat.
Dalil Singkat
Al-Qur’an mengatur kafarat sumpah pada Surah Al-Maidah ayat 89 yang menyebutkan beberapa bentuk penebusan: memberi makan orang miskin, memberi pakaian, memerdekakan budak, atau—jika tidak mampu—berpuasa tiga hari. Ketentuan ini mengarahkan umat untuk memperbaiki kesalahan sambil menghadirkan manfaat sosial.
Pilihan Cara Membayar Kafarat Sumpah Palsu
Syariat memberi beberapa pilihan kafarat. Anda dapat memilih yang sesuai kemampuan, dengan urutan sebagai berikut:
1. Memberi Makan Sepuluh Orang Miskin
- Siapkan makanan layak untuk sepuluh orang. Anda boleh menyediakan paket bahan pokok (beras, minyak, gula) atau makanan siap santap.
- Pastikan porsi sebanding dengan porsi biasa yang Anda makan.
- Niatkan dalam hati bahwa pemberian ini Anda lakukan untuk menunaikan kafarat sumpah.
2. Memberi Pakaian kepada Sepuluh Orang Miskin
- Pilih pakaian layak pakai, menutup aurat, dan sesuai kebutuhan penerima.
- Anda boleh menyiapkan paket pakaian atau membeli sejumlah pakaian yang setara nilainya dengan memberi makan.
- Sertakan niat kafarat saat menyerahkan paket.
3. Memerdekakan Budak
- Pilihan ini relevan secara historis; pada masa sekarang, praktik perbudakan hampir tidak berlaku. Jika Anda memiliki cara legal untuk memerdekakan orang dalam konteks lokal (mis. membebaskan pekerja yang terikat kontrak tidak adil), konsultasikan dengan ulama setempat.
- Jika opsi ini tidak memungkinkan, lanjut ke opsi berikutnya.
4. Berpuasa Tiga Hari
- Jika Anda benar-benar tidak mampu memberi makan atau pakaian, jalankan puasa tiga hari. Lakukan puasa sunnah ini dengan niat kafarat sebelum fajar.
- Lakukan puasa dengan penuh kesungguhan, hindari keringanan tanpa alasan syar’i.
Cara Mengonversi Kafarat ke Uang (Praktis)
Kebanyakan orang memilih menyerahkan uang senilai makanan atau pakaian agar lembaga penyalur dapat menyalurkan sesuai kebutuhan lokal. Langkah praktis:
-
Hitung harga satu porsi makanan layak di wilayah Anda. Misal Rp30.000 per porsi.
-
Kalikan dengan 10 → Rp300.000 untuk kafarat satu sumpah.
-
Jika kafarat menuntut memberi pakaian, hitung nilai pakaian yang setara.
-
Serahkan uang ke mustahik langsung atau ke lembaga amil zakat terpercaya dengan niat kafarat.
Menyalurkan Kafarat: Langsung vs. Lembaga
- Menyalurkan langsung membantu Anda memastikan barang sampai ke tangan penerima tertentu.
- Menyalurkan lewat lembaga resmi memberi keuntungan logistik, distribusi merata, dan bukti akuntabilitas. Pilih lembaga yang transparan dan bertanggung jawab.
Tata Cara Niat dan Pelaksanaan membayar kafarat Sumpah Palsu
Niat kafarat tidak perlu lafaz panjang; cukup hadirkan di hati: “Saya menunaikan kafarat sumpah karena Allah Ta’ala.” Jika Anda memberi makanan atau pakaian, lafazkan niat saat menyerahkan. Jika berpuasa, niatkan sebelum fajar tiap hari puasa.
Contoh Kasus Praktis
Anda bersumpah palsu tapi sekarang ingin menebusnya. Anda hitung satu porsi makanan layak Rp25.000. Kafarat memberi makan 10 orang = Rp250.000. Anda transfer jumlah itu kepada lembaga zakat dengan mencantumkan keterangan “kafarat sumpah”. Lembaga menyalurkan paket makanan sesuai niat Anda.
Pelajari juga : “cara membayar kafarat membunuh“
Kesimpulan : cara membayar kafarat sumpah palsu
Bila Anda pernah mengucap sumpah palsu, jangan tunda menebusnya. Pilih opsi kafarat yang sesuai dengan kondisi, niatkan ikhlas untuk Allah, dan laksanakan secepat mungkin. Dengan aksi nyata—memberi makan, memberi pakaian, atau berpuasa—Anda menutup dosa sekaligus menebar manfaat bagi orang lain. Kafarat bukan beban semata; ia menjadi sarana memperbaiki diri dan memperkuat ketaatan. Kunjungi juga chillinks.com untuk membaca artikel-artikel lainnya.
Hi, aku Kevin Aryomukti Aprilio penulis pemula dengan minat pada bidang kuliner dan usaha rumahan. Saya mulai membagikan tulisan-tulisan tersebut dengan harapan bisa bermanfaat dan menginspirasi pembaca yang ingin mencoba hal baru dari rumah.